Selasa, 05 Mei 2015

Diam?

Diam itu, Emas?
Ah, bualan semata.
Diam itu Menyebalkan




Diam?

Ah, Diammu itu menggoyahkan arah anginku
Membuatku terjatuh, dan berdiam
Berdiam, menyusun pertanyaan
yang kini terngiang di otakku
Berdiam, menggali ribuan sel di otakku
untuk berfikir


Diam?Ah, harus kuapakan diamnya dirimu?Ku pecahkan dengan pertanyaanku?Ah, naif bagiku.Karena suaraku ini parau di telingamu


Diam?Aku harus apa? Berdiam dengan Diammu?Menghampiri diammu?Dirimu yang tertutup dengan diamSorot matamu yang diam tapi berarti.Tuhan, bantu aku juga untuk diam,diam merahasiakan kegelisahan hatiku ini.


[5 April 2015, 11:11 PM, Dikamar yang sedang terdiam duduk di depan Laptop dengan sebuah headset, teman setia indra pendengarku]

x

Tidak ada komentar:

Posting Komentar