Dan setelah mengulik-ngulik *lagi* folder-folder di laptop............&akhirnya gue ngepost ini. cerita (entah ini panjang atau) pendek gue yang pertama *enggak yang pertama juga, sih. yang pertama setelah file-file di laptop hilang maksudnya:''D* sengaja sih dikasih per part-part, biar tiap hari blog gue ini di lirik terus, HA HE HI.
well, enjoy the meal~
“Haaai! Selamat ulang tahuuun!”
Dering telfon di malam hari, tepat
pukul 00.00. membangunkanku yang sedang
tertidur pulas.“Ah, lo ngapain sih malem-malem telfon? lagi tidur tau” suaraku
yang masih setengah mengantuk membuatnya tertawa, “hahaha, ah lo gak seru nih! Lucu tau denger
suara lo yang baru bangun tidur itu. Sudah, lanjutkan tidurnya. Besok pagi gue
kerumah lo ya” Seketika suaranya yang setengah bahagia, menghilang perlahan.
Dan benar adanya, dia datang tepat
pagi hari. Membawakan sebuah kue ulang tahun kecil beserta lilin, iringan lagu
ulang tahun. Dengan suara khasnya yang sedikit serak, serta senyumnya yang
lebar, seperti tertawa. Dan tak lupa membawakanku sekotak obat batuk serta
pilek untukku yang memang sedang sakit. “ah, lo kayaknya langganan sakit, ran.
Kurang-kurangin lah begadang. Deadline gak harus dikerjain malam-malam kan?”.
Aku yang mendengar kata-katanya hanya
tersenyum cengir sambil mengucapkan kata maaf, seperti yang selalu kulakukan
padanya. Walaupun pada akhirnya, aku akan mengulangi hal yang sama.
“Ran, lo udah memasuki umur 20
yahh..” tanyanya, sambil melihat fotoku yang kupajang di meja disamping tempat
tidurku. “iya, lalu?” tanyaku, sambil memandangi laptopku. “gak apa-apa,
rasanya waktu berjalannya cepet aja gitu” bukan berjalan dengan cepat, pikirku
dalam hati. “kayaknya untuk kali ini, lo pantas untuk dikasih hadiah. Tapi
hadiahnya lo yang tentuin, bukan gue” seketika aku terdiam, berhenti mengetik.
“ah, bohong. Emang mau ditepatin?” aku terus memikirkan hal-hal yang akan aku
sebutkan untuk menjadi kadoku. “Ya, seberat apapun permintaan lo, Inshaa Allah
akan gue kabulkan. Seenggaknya udah usaha kan? Ya asal mintanya gak aneh-aneh
aja. Gue bakal kasih lo…2 permintaan deh” sekilas terlintas sebuah pertanyaan di
dalam pikiranku, “ah, gue gak tau deh. Dalam rangka apa coba. Biasanya juga elu
yang suka ngasih kado” aku bukannya tidak ingin diberi kado, seperti ulang
tahunku sebelumnya. Ah, sebenarnya aku
tidak butuh hadiah, pikirku. Yang aku butuhkan hari ini lebih kepada sebuah doa,
dan...
“Ran?kok malah bengong? Gimana nih? Deal ya? Gue
bingung mau ngasih apa. Rasanya gak afdol kalo gak ngasih lo kado. Apalagi,
waktu kemaren habis menang lomba”. Ah, tidak, dia tidak
berlebihan. Dia yang selalu membuatku tidak pernah berkata “Tidak” ataupun
bentuk penolakan lainnya. Dia yang selalu penuh kejutan, yang selalu membuat
orang-orang di sekelilingnya tak pernah bosan dengan kejutan kecil yang
diberikannya, termasuk aku.
Kevin, ya. Dia temanku, bahkan aku bisa melabelinya seseorang yang sangat mengenalku. Aku seketika teringat dengan kutipan dari salah satu buku bacaanku, "Nyaman adalah berbagi waktu, tanpa perlu merasa canggung. Nyaman adalah menikmati keberadaan masing-masing, walau yang dapat kami berikan kepada satu sama lain hanyalah kehadiran itu sendiri. Nyaman berarti tidak perlu meminta maaf saat lengan kami bersenggolan secara tidak sengaja, bebas mengotak-atik benda yang berada di dalam kamarmu, ataupun yang berada di dalam mobilmu tanpa meminta izin terlebih dahulu. Nyaman adalah menelponnya tanpa alasan, hanya karena ingin mengobrol, atau karena ada film baru yang ingin kutonton, tapi tidak punya teman untuk diajak. Rasa ini tidak perlu dilabeli, diartikan, ataupun dianalisis". Mungkin, sepotong kalimat dari buku bacaanku bisa menggambarkan sedikit antara aku dan dia, entahlah.
[End, see you in the next chapter]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar